1. Bahasa Ekspresif
2. Kognisi dan Bahasa Reseptif
3. Bahasa, Sosio-emosional, dan Bermain
4. Kesadaran fonologi dan literasi
5. Keterampilan Fonologi, Artikulasi, dan motor speech (keterampilan gerak mulut/bicara)
WB-Tam/IX/274.02-270715/1-2/2015
PERKEMBANGAN
BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK USIA 2-4 TAHUN
Oleh: Tutur Ayomi, S.Pd
Bahasa adalah ekspresi kemampuan manusia
yang bersifat innate atau bawaan. Bahasa dapat diekspresikan melalui bicara,
tulisan, gerakan. Bahasa ekspresif merupakan cara seorang anak dalam
mengungkapkan perasaan serta kata-katanya kepada orang lain di sekitarnya. Yang
kadang dicampur dengan gerakan tubuh dan mempunyai arti⁽¹⁾.
Aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa ekspresif anak meliputi
kosakata, sintaks/tata bahasa, sematika dan fonem/bunyi. Berikut merupakan
perkembangan bahasa ekspresif dilihat menurut usianya:
1. Usia
24 bulan/2 tahun
Anak mulai menggunakan 200 kata dan mulai meniru
kata-kata baru yang ia dapatkan di lingkungan sekitar. Anak juga mulai
menggabungkan 2-3 kata. Pada usia ini anak sudah mulai mengajukan pertanyaan
rutin dengan intonasi bertanya (apa ini?). anak sudah mulai mengenal kata ganti
saya, kamu, dan menggunakannya dalam waktu yang benar/sesuai dengan tujuannya.⁽²⁾
2. Usia
30 bulan/2,5 tahun
Pada usia ini anak mulai mengenal 200-300 kata dan
menggunakan kata kerja umum. Tata bahasa pada usia ini, anak menggunakan 2-3
kata dalam satu kalimat. Anak mulai menggunakan kata kunci untuk menyampaikan
kebutuhannya. Anak pada usia 2,5 tahun mulai menggunakan kata ganti aku, kamu,
dan mulai mengenal deskripsi disini, besar, dan kecil. Pada usia 2,5 tahun anak
sudah dapat mengenal gambar dalam waktu yang cukup cepat.⁽²⁾
3. Usia
3 tahun
Konsep dan kosakata pada anak usia 3 tahun sudah
mulai meluas, yaitu hingga 900 kata. Anak sudah mulai menggunakan kata
penghubung, kata ganti pun sudah berkembang menjadi mereka, kami, miliku,
padamu, dsb. Anak sudah mengenal konsep sama, beda, kosong, penuh, bersih,
kotor, siang, dan malam pada usia dini. Tata bahasa dan struktur kalimat pada
anak usia 3 tahun mulai bertambah kompleks. Anak mulai menggabungkan 3-4 kata
dalam sebuah kalimat. Anak juga mulai menggunakan kata penghubung seperti
karena dan atau. Pada usia ini anak sudah dapat menceritakan kembali cerita
dari seseorang dengan menggunakan kalimat singkat dan sederhana. Anak juga
sudah mengajukan pertanyaan sederhana dengan apa, siapa, dan dimana. Untuk
pengambilan kata pada anak usia 3 tahun, anak sudah mampu menghasilkan antonim
dan sinonim dasar. Anak juga mulai mampu menyelesaikan/menutup dan membuka
kalimat percakapan.⁽²⁾
4. Usia
4 tahun
Anak usia 4 tahun sudah mempunyai konsep dan
kosakata yang lebih luas lagi, yaitu hampir 1500 kata. Anak juga sudah mampu
mengenal nama, warna, dan bentuk. Anak mulai aktif memberikan pesan dan
menggunakan kata ganti yang lebih kompleks lagi seperti kami, dia, mereka, kalian,
diriku, dirimu, dll. Anak sudah mampu menceritakan kembali sebuah cerita
sederhana dengan kalimat penuh. Tata bahasa dan struktur kalimat pada anak usia
4 tahun sudah berkembang lagi. Anak menggunakan 5-6 kata dalam sebuah kalimat,
dan mulai bertanya bagaimana, mengapa, dimana, dan kapan dengan tepat. Kata
penghubung seperti oleh, dan, tetapi, atau, lebih, dan karena juga sudah sering
diungkapkan. Pada usia 4 tahun anak sudah mulai dapat memahami pertanyaan dan
mampu menjawab pertanyaan tertutup dan terbuka.⁽²⁾
Bahasa ekspresif mencapai puncaknya
ketika anak mulai berusia 3-6 tahun.⁽³⁾
Pada usia tersebut anak sudah menguasai berbagai macam pola kalimat, berbagai
ungkapan yang tepat, bahkan mampu mengadakan percakapan tanpa bantuan
oranglain. Tahun-tahun awal masa anak-anak
merupakan periode yang penting untuk belajar bahasa, jika pengenalan
bahasa tidak terjadi sebelum masa remaja, maka ketidakmampuan dalam menggunakan
tata bahasa yang baik akan dialaminya seumur hidup.⁽⁴⁾ Penguasaan bahasa ekspresif
adalah semakin seringnya anak menyatakan keinginan, kebutuhan, pikiran, dan
perasaan mereka kepada orang lain secara lisan, yang mencakup aspek lafal, tata
bahasa, dan kosakata.⁽⁵⁾
Kemampuan berbahasa ekspresif dapat muncul dalam bentuk kemampuan berbicara dan
menulis sebagai ungkapan dari bahasa itu sendiri.⁽⁶⁾ Secara lebih kompleks anak dapat
menjawab pertanyaan, berkomunikasi, menyusun kalimat sederhana untuk
mengekspresikan ide kepada oranglain.
Kesimpulannya,
bahasa ekspresif merupakan bahasa pada anak yang tidak hanya sekedar
mengeluarkan suara/bunyi, tetapi bagaimana anak menyatakan keinginan,
kebutuhan, pikiran, dan perasaan kepada oranglain secara lisan yang terkadang
disertai dengan gerakan tubuh. Bahasa ekspresif meliputi aspek kosakata,
sintak/tata bahasa, dan lafal.
Sumber:
(4) Santrock,
John. 2002. Life Span Development:
Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.
(5) Anggalia,
Asri. “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Bahasa Ekspresif Anak dengan Menggunakan Media Boneka Tangan Muca (Moving Mouth
Puppet) pada Kelompok A TK Kemala Bhayangkari 01 Semarang. Jurnal
Penelitian PAUDIA. http://e-jurnal.upgrismag.ac.id
Listyani, Dwi. Mei 2013.
“Model Pembelajaran Membaca Menulis
Menghitung (Calistung) pada Anak Usia Dini di Kabupaten Pekalongan”. Vol.
10 No. 1 Halm. 1-18. http://e-journal.Stain-pekalongan.ac.id
1 komentar:
.
maaf kok gak pake entitas komunikasi sebagai pengganti bahasa ?
DAPET REJEKI NOMPLOK
KENANGAN ITU BERMUNCULAN KEMBALI
AKU PERGI DULU SAYANG, MUNGKIN KU TAKKAN KEMBALI
.
Posting Komentar