Rabu, 23 April 2014

Sekilas Taman Bermain Anak Indonesia





Klik Gambar Untuk Memperbesar.
@boed2014

Selasa, 22 April 2014

Syukuran Bersama Dengan Warga di Sekitar Lingkungan Tamarin

Timeline TAMARIN tertulis tanggal 10 April 2014 akan diadakan syukuran bersama warga sekitar, yippi.. harus disiapkan dengan sebaik mungkin nih! Sekitar seminggu kami mempersiapkan pelaksanaan syukuran sederhana ini, tujuan kami supaya warga sekitar terutama bapak-bapak RT 06 Kayen yaitu nama padukuhan TAMARIN berada, mengetahui akan keberadaan KB dan TK TAMARIN yang akan segera launching :), senang rasanya akan kehadiran tamu yang nantinya akan bersahabat dan bagian dari kami…
Waktu terasa begitu cepat berlalu yaa.. hari yang kami tunggupun tiba :D, didalam undangan yang kami bagikan kepada warga sekitar seharusnya mereka tiba pukul 15.00 WIB. Akan tetapi, sejak pukul 13.00 WIB hujan nan lebat mengguyur daerah sekitar kami.. pelan namun pasti, satu demi satu tamu undangan kami hadir dan duduk bersila diatas tikar plastik berwarna hijau yang telah kami siapkan sebelumnya. Sekitar pukul 15.45 WIB acara yang bertempat di pendopo TAMARIN segera kami mulai, sambil para staf membagikan sekotak snack dan segelas teh manis hangat. Salah satu teman kami, Pak Budi membuka acara syukuran ini yang diawali dengan penjelasan singkat profil KB dan TK TAMARIN. 

Ibu Walida selaku kepala TAMARIN juga memberikan kata-kata sambutan yang kemudian diikuti dengan pengenalan para staf TAMARIN. Para undangan sangat antusias mendengarkan penjelasan dan informasi yang kami berikan. Ada pertanyaan lucu yang terlontar dari salah satu undangan kami, begini pertanyaannya, “Saya ingin tanya, siapa dari staf sekolah ini yang masih lajang?siapa tahu anak-anak dari kami masih ada yang jomblo alias belum punya pacar?” hahaha, yah pertanyaan tadi cukup bisa membuat hawa dingin disekitar kami berubah menjadi sedikit hangat, dengan suara tawa lepas dari para undangan dan kami semua karena mendengar pertanyaan tersebut  sambil melihat wajah-wajah memerah beberapa staf kami :D Yaa..tentunya banyak lagi pertanyaan yang sepertinya tidak akan cukup untuk dituliskan di blog ini dan saran-saran yang sangat membantu demi kelangsungan masa depan TAMARIN.

Seperti yang telah tertulis di baris-baris depan cerita ini, well.. waktu terasa begitu cepat berlalu.. jam menunjukkan tiap-tiap jarumnya masih berfungsi dengan baik. Sudah pukul 16.45. Acara syukuran ini ditutup dengan kata-kata yang disampaikan kembali oleh Pak Budi, sambil para staf membagikan nasi kotak sebagai tanda mohon doa restu agar selama proses pembukaan TAMARIN diberikan kelancaran dan kemudahan, serta kita semua dapat bekerjasama  dengan baik. Harapan kami, dengan adanya acara syukuran sederhana ini TAMARIN semakin dikenal dan diakui keberadaannya sebagai sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai PANCASILA..
“Terima kasih banyak ya Bapak-bapak sekalian, senang rasanya TAMARIN menjadi bagian dari kalian..”, gumam saya :)


RdLDK-22.4.14

Sabtu, 05 April 2014

Field trip I "Pasar KOTAGEDE: Tersimpan Kenangan Masa Kanak-Kanak Kita"



Ahhh!!!! Sudah lama rasanya tidak menikmati suasana pasar tradisional yang riuh rendah. Enam orang calon guru Tamarin sengaja meluangkan waktu satu minggu sekali menikmati lanskap Yogyakarta untuk penyegaran kembali setelah melewati satu minggu kesibukan di sekolah. Plesiran kali ini jatuh pada pilihan Pasar Kotagede. 


Sebenarnya ketika salah satu dari kami mengajukan ide untuk plesiran,  respon kekanak-kanakan yang pertama muncul. Kami kangen kebebasan, kesederhanaan, suka cita, egoisme, dan kehausan akan hal-hal yang bersifat kebutuhan dasar seperti makanan, minuman, mainan. Tekad kami semakin kuat untuk ke Pasar Kotagede ketika seminggu sebelumnya kami mengalami kekecewaan. Kekecewaan ini dikarenakan kami tidak menjumpai aneka rupa makanan yang kami harapkan ada di pasar tradisional. Kami cukup kangen dengan thiwul, nasi jagung, gathot, bothok dan semacamnya. 
Keinginan kami sesederhana itu.  
Dua orang diantara kami yang memang asli Kotagede sangat bersemangat menjadi pemandu. Empat orang diantara kami berasal dari daerah yang berbeda-beda dan jelas bukan asli piyantun Jogja, sehingga bisa dibilang ini kali pertama kami blusukan ke Kotagede. Blusukan diawali dari menyisir pasar Kotagede dan memuaskan diri berbelanja makanan yang kami cari. Mengetahui berbagai makanan masa kecil kami ada di Pasar Kotagede cukup membuat kami bahagia. Kami sengaja tidak memilih pergi pada saat Legi (penanggalan Jawa) karena akan sangat padat di pasar ini. Pasar Kotagede hampir selalu ramai baik pagi, siang, sore, atau malam hari. Pasar Kotagede cukup nyaman dikunjungi, walau kami sedikit kesulitan untuk mencari lahan parkir mobil.

Puas dengan nyangking tas-tas plastik yang berisi aneka makanan, blusukan kami lanjutkan ke Masjid Kotagede dan makam Raja-Raja Mataram. Sekitar pukul 09.00 WIB Masjid Kotagede dan Makam Raja-Raja Mataram cukup lengang. Terdapat beberapa pengunjung yang sedang menata diri menggunakan beskap/sorjan sebagai prasyarat memasuki makam raja Mataram, berdoa, mandi, poto pre-wedding, atau sekedar bercengkrama seperti kami sambil menikmati makanan yang kami beli di pasar. Kami  kagum dengan arsitektur Komplek Masjid Kotagede dan Makam Raja Mataram Islam ini. Komplek ini sudah sering nampang dilatar iklan, video klip, maupun film. Kesan kuno dan klasik yang artistik cukup kental di sekitar komplek hingga rumah-rumah warga di sekitar komplek tersebut. Mata kami cukup termanjakan dengan kesan artistik tersebut yang membuat kami tidak henti-hentinya untuk mengabadikan lewat poto.


Makanan yang lebih modern seperti coklat juga ada di Kotagede ini. “Chocolate Monggo” menjadi tujuan blusukan kami selanjutnya. Suguhan open kitchen pembuatan produk-produk Coklat Monggo menjadi hal yang menarik perhatian kami. Bahkan pramuniaga Coklat Monggo meyakinkan kami bahwa coklat yang dijual di toko ini tidak membuat gemuk karena produknya benar-benar diambil dari daging buah yang terdapat pada biji coklat.
Plesiran ini membawa kepada kenangan ketika masa kanak-kanak. Kami yang calon guru ini merasa bersyukur masih bisa menikmati telo (ketela) yang sudah diolah menjadi beraneka rupa makanan. Dan ternyata konon ada nasehat sesepuh yang terilhami dari telo yaitu “dadiyo wong sing manut koyo telo”  yang ternyata mengandung makna filosofis yang dalam. Ketela ini cukup fleksibel diolah menjadi bentuk makanan apapun, mulai dari thiwul hingga brownies yang tidak lenyap cita rasa ketelanya. Nasehat ini mengajarkan kita menjadi manusia yang fleksibel yang tidak kehilangan jati dirinya. Agaknya kearifan lokal seperti ini tidak banyak kami dapatkan semasa kecil. Ada harapan dalam benak kami bahwa kami dapat berperan serta mendidik generasi penerus bangsa, calon murid, ini menjadi generasi yang beradab, berharkat, dan bermartabat.

Plesiran ke Kotagede ini seperti merangkaikan modernitas yang semakin menggejala di Yogyakarta dengan sebuah tempat eksotis tradisional yang masih memesona. Kami tidak sabar untuk membawa para murid  Jalan-Jalan dan Belajar, mengulik masa lalu Jogja yang menawan.
Tunggu cerita selanjutnya!!!!
Sampai Jumpa dan tetap di JOGJA Istimewa.
WA-85



 

Taman Bermain Anak Indonesia Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting