Senin, 05 Oktober 2015

Perkembangan Bahasa: 2. Kognisi dan Bahasa Reseptif anak usia 2-4 tahun



KOGNITIF DAN BAHASA ANAK BALITA
Oleh: Febri Fajarini S. Psi

Setiap anak mempunyai bekal untuk memahami bahasa. Kurang dari 10% emosi batita diekspresikan dengan kata-kata, tapi lebih dari 90% diekspresikan oleh bahasa tubuh. Bahasa tubuh sendiri adalah bahasa yang ditunjukkan oleh gerakan tubuh, seperti tatapan mata, ekspresi wajah dan sentuhan l).
Perkembangan bahasa pada anak dimulai sejak bayi. Bayi sejak lahir dengan aktif memproduksi bunyi termasuk juga membedakan suara. Suara pertama yang menjadi bahasa bayi yaitu melalui tangisan. Tangisan ini menjadi alat komunikasi antara bayi dan ibu/pengasuhnya ketika anak merasa lapar/haus/mengompol/sakit. Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Otak  kiri yang akan membantu anak dalam perkembangan bahasanya 2).
Dalam hal ini akan dibahas perkembangan bahasa dalam hal kognitif dan bagaimana anak menerima bahasa dari luar 3).
Usia 18 bulan
  •  Kognitif (proses berpikir): meniru orang dewasa
  • Proses pendengaran: 
    • mengerti 50-100 kata
    • menunjuk suatu objek pada gambar
    • menunjuk bagian tubuh utama ketika ditanyakan
    • mengerti satu langkah perintah sederhana
    • dan mampu menjawab ya/tidak dengan diikuti bahasa tubuh
  • Stimulasi yang bisa diberikan pada usia ini yaitu 4):
    • memberikan kata-kata yang berulang-ulang
    • menjelaskan apa yang sedang dilihat/ditonton oleh anak
    • memberikan pujian ketika anak mampu berbahasa sesuai usia perkembangannya  
Usia 24 bulan
  • Kognitif: mulai dapat menerapkan pemecahan masalah
  • Proses Pendengaran:
    • mengerti arti 500-900 kata
    • meletakkan objek pada tempatnya
    • mengetahui beberapa perintah dan mengerti kalimat tanya sederhana seperti "Dimana Mama?" dan mampu menjawab ya/tidak.
    • mengerti ukuran dan posisi sepert di, pada dari, besar, kecil
  • Stimulasi yang bisa diberikan pada usia ini (4):
    • memperluas penggunaan kata-kata baru
    • memperjelas arti suatu kata dengan menggunajan bahasa tubuh dan intonasi
    • menggunakan percakapan sederhana
    • merangsang anak dengan pertanyaan sederhana lalu tunggu respon dari anak selama 10 detik
    • membaca buku dengan kalimat yang berulang-ulang dan sederhana
    • memberikan permainan dengan instruksi seperti "pegang hidung" atau anggota tubuh lainnya
Usia  30 bulan
  • Kognitif
    • menjodohkan warna dan bentuk
    • menjodohkan benda/objek pada gambarnya
  • Proses Pendengaran
    • menegrti dua tahap perintah
    • mengerti pertanyaan siapa, apa, dan mengapa
  • Konsep
    • mengidentifikasi banyak gambar dari sebuah buku
    • mengidentifikasi kegunaan dari suatu benda
    • mengerti kata kerja
    • mengerti laki-laki dan perempuan
    • mengerti subjek saya, kamu, kita
  • Stimulasi yang dapat diberikan pada usia ini yaitu membaca cerita dan menjawab pertanyaan sederhana (4)
Usia 36 bulan
  • Kognitif
    • mengerti nama dan jenis kelamin
    • bertahan pada satu aktivitas selama 8-9 menit
    • bernyanyi
    • mengelompokkan benda sesuai warna/ukuran/bentuk
  • Proses pendengaran
    • mengerti tiga langkah perintah seperti "ambil sepatu birumu diruamg tengah" 
    • mampu mendengarkan 2-4 baris cerita dan mampu menjawab pertanyaan dari cerita tersebut
  • Konsep
    • mengerti konsep satu/ banyak/ sama/ beda/ penuh/ kosong/ bersih/ kotor/ malam/ siang 
    • mengerti label keluarga seperti bayi dan kakek
    • mengerti dia laki-laki/ dia perempuan
    • mampu mengidentifikasi warna dan bentuk dasar seperti lingkaran, segitiga, dan kotak
  • Stimulasi yang bisa diberikan (4):
    • mulai menggunakan kalima yang terdiri dari 3-4 kata
    • membicarakan kegiatan sehari-hari
    • bermain dengan teman sebayanya
 Usia 48 bulan
  • Kognitif: 
    • menerapkan sistem trial dan error untuk menyelesaikan masalah
    • bertahan dengan satu aktivitas selama 11-12 menit
  • Proses Pendengaran
    • mengerti kalimat yang kompleks
    • mengerti empat langkah perintah seperti "ambil sepatu birumu dan jaket dari ruang tengah
    • mengerti 5-7 baris cerita dan mampu menjawab pertanyaan dari cerita tersebut.
  • Konsep
    • mengerti konsep waktu seperti bulan depan/ nanti sore
    • mengerti konsep bagian seperti depan/ belakang/ jauh/ dekat.
  • Stimulasi yang dapat diberikan:
    • mengunjungi kebun binatang atau sebuah pertunjukan untuk merangsang anak apa yang dilihatnya
    • berbicara dengan kalimat atau membacakan cerita yang lebih panjang
Sedangkan dalam sumber lain menjelaskan perkembangan kognitif yang dibagi pada usia 2-3 tahun dan 3-4 tahun (5).
Usian 2-3 tahun:
  •  belajar dan pemecahan masalah: meniru pemecahan masalah orang dewasa. Konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Mengeksplorasi sebab dan akibat. Mengikuti kebiasaan orang dewasa seperti makan/mandi
  • berfikir logis: menyebut bagian suatu gambar. Mengenal minimal lima bagian tubuh. Mengenal konsep ukuran. mengenal tiga bentuk lingkaran, kotak, dan segitiga. Memahami simbol angka dan maknanya.
  • berfikir simbolik: meniru perilaku orang lain. memberikan nama pada hasil karyanya. Melakukan aktivitas seperti kondisi nyata seperti: memegang gagang telepon selayaknya orang dewasa sedang menelepon


Usia 3-4 tahun:

  • belajar dan pemecahan masalah: mengetahui jika ada bagian gambar yang hilang. Mengetahui nama-nama rasa. Mengetahui kegunaan benda. memahamai persamaan antara dua benda. Mengerjakan tugas sampai selesai. Menyebutkan angka 1-10. Mulai mengenal huruf.
  • Berfikir logis: mengurutkan benda berdasar ukuran. Mulai mengikuti pola tepuk tangan. Mengenal konsep banyak dan sedikit. Menjelaskan karya yang dibuatnya.
  • Berfikir simbolik: menyebutkan peran dan tugasnya seperti peran koki memasak. Menggambar atau membentuk sesuatu. Melakukan aktivitas bersama teman.

 Guna mendapatkan anak yang memiliki perkembangan bahasa dengan baik, beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru yaitu (4):

  1. memperbanyak waktu untuk mengobrol dengan anak
  2. mengikuti minat dan masuk ke dalam dunia anak, baru secara perlahan mengarahkan anak
  3. menggunakan 1 bahasa terlebih dahulu sehingga anak tidak bingung
  4. menggunakan tempo bicara yang sedang
  5. menggunakan kalimat pendek seperti 1-2 kata diawal memulai menggunakan bahasa
  6. dengarkan dan tidak menyela saat anak mengajak berbicara
  7. hindari menggunakan bahasa bayi dan lebih menggunakan bahasa dengan lafal yang jelas
  8. perbanyak membacakan cerita pada anak 

Strategi lain yang dapat digunakan yaitu (6):

  1. menyusun ulang, yaitu menyebut kalimat yang sama/mirip dengan cara yang berbeda
  2. menggemakan, yaitu mengulangi apa yang anak katakan
  3. memperluas, yaitu menyatakan ulang apa yang anak katakan dengan bahasa yang lebih canggih
  4. memberi nama, yaitu mengidentifikasi nama-nama benda


WB-Tam/IX/274.02241114.09/3-6


Referensi:
2) Prasetyo, agung.dkk. 20ll. Analisis Kemampuan Penguasaan Kosakata Baru Pada Anak Pos Paud Mutiara Semarang Melalui Glenn Doman. Jurnal Penelitian Paudia. Semarang; volume l. No l
3) www.talkpenisula. Com/pdf/milestone.pdf
5) Himpaudi. (20l5). Suplemen Materi Seminar Nasional Kurikulu Paud. Yogyakarta; himpaudi.
6) Santrock, john w. (2002). Life-span development; perkembangan masa hidup jilid satu. Jakarta; erlangga.

Perkembangan Bahasa Anak usia 2-4 Tahun

Pada bulan September 2015 para guru belajar perkembangan bahasa pada anak. Sejak bayi ternyata anak sudah mampu berbahasa. Tangisan merupakan bahasa ekspresif seorang anak untuk mengungkapkan atau menginginkan sesuatu. Bahasa juga berkaitan dengan proses kognitif yang berhubungan bahasa reseptif (cara atau ekspresi dalam menerima atau menyerap informasi) dan sosio-emosional (ekspresi emosi dan interaksi sosial). Berikut hasil belajar para guru Tamarin yang berfokus mempelajari perkembangan bahasa anak usia 2-4 tahun yang dibagi dalam beberapa bab diantaranya:
1. Bahasa Ekspresif
2. Kognisi dan Bahasa Reseptif
3. Bahasa, Sosio-emosional, dan Bermain
4. Kesadaran fonologi dan literasi
5. Keterampilan Fonologi, Artikulasi, dan motor speech (keterampilan gerak mulut/bicara)


WB-Tam/IX/274.02-270715/1-2/2015


PERKEMBANGAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK USIA 2-4 TAHUN
Oleh: Tutur Ayomi, S.Pd

Bahasa adalah ekspresi kemampuan manusia yang bersifat innate atau bawaan. Bahasa dapat diekspresikan melalui bicara, tulisan, gerakan. Bahasa ekspresif merupakan cara seorang anak dalam mengungkapkan perasaan serta kata-katanya kepada orang lain di sekitarnya. Yang kadang dicampur dengan gerakan tubuh dan mempunyai arti¹. Aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa ekspresif anak meliputi kosakata, sintaks/tata bahasa, sematika dan fonem/bunyi. Berikut merupakan perkembangan bahasa ekspresif dilihat menurut usianya:
1.       Usia 24 bulan/2 tahun
Anak mulai menggunakan 200 kata dan mulai meniru kata-kata baru yang ia dapatkan di lingkungan sekitar. Anak juga mulai menggabungkan 2-3 kata. Pada usia ini anak sudah mulai mengajukan pertanyaan rutin dengan intonasi bertanya (apa ini?). anak sudah mulai mengenal kata ganti saya, kamu, dan menggunakannya dalam waktu yang benar/sesuai dengan tujuannya.²
2.       Usia 30 bulan/2,5 tahun
Pada usia ini anak mulai mengenal 200-300 kata dan menggunakan kata kerja umum. Tata bahasa pada usia ini, anak menggunakan 2-3 kata dalam satu kalimat. Anak mulai menggunakan kata kunci untuk menyampaikan kebutuhannya. Anak pada usia 2,5 tahun mulai menggunakan kata ganti aku, kamu, dan mulai mengenal deskripsi disini, besar, dan kecil. Pada usia 2,5 tahun anak sudah dapat mengenal gambar dalam waktu yang cukup cepat.²
3.       Usia 3 tahun
Konsep dan kosakata pada anak usia 3 tahun sudah mulai meluas, yaitu hingga 900 kata. Anak sudah mulai menggunakan kata penghubung, kata ganti pun sudah berkembang menjadi mereka, kami, miliku, padamu, dsb. Anak sudah mengenal konsep sama, beda, kosong, penuh, bersih, kotor, siang, dan malam pada usia dini. Tata bahasa dan struktur kalimat pada anak usia 3 tahun mulai bertambah kompleks. Anak mulai menggabungkan 3-4 kata dalam sebuah kalimat. Anak juga mulai menggunakan kata penghubung seperti karena dan atau. Pada usia ini anak sudah dapat menceritakan kembali cerita dari seseorang dengan menggunakan kalimat singkat dan sederhana. Anak juga sudah mengajukan pertanyaan sederhana dengan apa, siapa, dan dimana. Untuk pengambilan kata pada anak usia 3 tahun, anak sudah mampu menghasilkan antonim dan sinonim dasar. Anak juga mulai mampu menyelesaikan/menutup dan membuka kalimat percakapan.²
4.       Usia 4 tahun
Anak usia 4 tahun sudah mempunyai konsep dan kosakata yang lebih luas lagi, yaitu hampir 1500 kata. Anak juga sudah mampu mengenal nama, warna, dan bentuk. Anak mulai aktif memberikan pesan dan menggunakan kata ganti yang lebih kompleks lagi seperti kami, dia, mereka, kalian, diriku, dirimu, dll. Anak sudah mampu menceritakan kembali sebuah cerita sederhana dengan kalimat penuh. Tata bahasa dan struktur kalimat pada anak usia 4 tahun sudah berkembang lagi. Anak menggunakan 5-6 kata dalam sebuah kalimat, dan mulai bertanya bagaimana, mengapa, dimana, dan kapan dengan tepat. Kata penghubung seperti oleh, dan, tetapi, atau, lebih, dan karena juga sudah sering diungkapkan. Pada usia 4 tahun anak sudah mulai dapat memahami pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan tertutup dan terbuka.²

Bahasa ekspresif mencapai puncaknya ketika anak mulai berusia 3-6 tahun.³ Pada usia tersebut anak sudah menguasai berbagai macam pola kalimat, berbagai ungkapan yang tepat, bahkan mampu mengadakan percakapan tanpa bantuan oranglain. Tahun-tahun awal masa anak-anak  merupakan periode yang penting untuk belajar bahasa, jika pengenalan bahasa tidak terjadi sebelum masa remaja, maka ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yang baik akan dialaminya seumur hidup.⁽⁴⁾ Penguasaan bahasa ekspresif adalah semakin seringnya anak menyatakan keinginan, kebutuhan, pikiran, dan perasaan mereka kepada orang lain secara lisan, yang mencakup aspek lafal, tata bahasa, dan kosakata.⁽⁵⁾ Kemampuan berbahasa ekspresif dapat muncul dalam bentuk kemampuan berbicara dan menulis sebagai ungkapan dari bahasa itu sendiri.⁽⁶⁾ Secara lebih kompleks anak dapat menjawab pertanyaan, berkomunikasi, menyusun kalimat sederhana untuk mengekspresikan ide kepada oranglain.
Kesimpulannya, bahasa ekspresif merupakan bahasa pada anak yang tidak hanya sekedar mengeluarkan suara/bunyi, tetapi bagaimana anak menyatakan keinginan, kebutuhan, pikiran, dan perasaan kepada oranglain secara lisan yang terkadang disertai dengan gerakan tubuh. Bahasa ekspresif meliputi aspek kosakata, sintak/tata bahasa, dan lafal.

Sumber:
(4)    Santrock, John. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.
(5)    Anggalia, Asri. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak dengan Menggunakan Media Boneka Tangan Muca (Moving Mouth Puppet) pada Kelompok A TK Kemala Bhayangkari 01 Semarang. Jurnal Penelitian PAUDIA. http://e-jurnal.upgrismag.ac.id
Listyani, Dwi. Mei 2013. “Model Pembelajaran Membaca Menulis Menghitung (Calistung) pada Anak Usia Dini di Kabupaten Pekalongan”. Vol. 10 No. 1 Halm. 1-18. http://e-journal.Stain-pekalongan.ac.id




 

Taman Bermain Anak Indonesia Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting